Minggu, 06 Desember 2015

Ini Dia Fosil Hidup Dari Kalimantan



Berawal ketika warga di sebuah perkampungan kecil di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, sedang bergotong royong membangun bendungan untuk kebutuhan air bersih desa, 22 September 2014. Di tengah kesibukan kerja, tiba-tiba Faulunsius Atet berteriak lantang: “Biawak… ada biawak…”
Spontan, warga lainnya berlarian ke arah suara itu. Di sana, Atet sedang mengamati makhluk aneh di balik bebatuan sungai. Sesuai pengamatannya, kulit satwa itu bergerigi dari kepala hingga ekor. Menyerupai buaya dengan warna kecokelatan. Panjang tubuhnya diperkirakan mencapai 50 sentimeter.
Melihat adegan itu, aparat desa setempat, Jeaksen Thungku, tak ingin melepaskan momentum langka tersebut. Di tengah kerumunan warga, sebuah kamera saku miliknya dia manfaatkan. Satwa itu pun direkam sebelum dihalau ke tempat yang lebih aman dari aktivitas manusia.
Adalah Sodik Asmoro (35), warga Kapuas Hulu yang menceritakan kembali kisah itu. “Terus terang, saya sendiri belum pernah melihat satwa macam ini. Bentuknya memang seperti biawak. Tapi kulitnya bergerigi seperti kulit buaya,” katanya saat berkunjung ke Pontianak, Selasa (17/11/15).
Menurutnya, warga sudah mulai khawatir akan terjadi sesuatu di kampung. Biasanya kejadian aneh seperti itu selalu dikaitkan dengan hal berbau mistik. Ini sangat beralasan. Sebab, warga memang tak pernah berjumpa dengan makhluk yang menyerupai biawak.
Bahkan, dalam rentang waktu bersamaan mereka dapat melihat satwa itu sebanyak dua ekor dalam satu hamparan yang sama di sekitar sungai. “Ya, yang terlihat saat itu ada dua ekor. Setelah difoto, kami coba halau ke tempat yang lebih aman. Tapi satwa ini kurang respon,” katanya.
Sodik menegaskan bahwa satwa itu enggan melarikan diri meski sudah diusir warga. “Jika dilihat dari bentuk badannya, semua mirip biawak. Kecuali kepalanya yang lebih menyerupai kadal. Tapi satwa itu terkesan jinak. Berbeda dengan biawak yang biasa kita lihat. Kalau itu sangat agresif. Terlebih ketika melihat manusia,” tuturnya.
Tak hanya itu, Sodik juga menjelaskan bagian-bagian tubuh satwa tersebut. Hidungnya yang tumpul, dan daun telinga yang tak terlihat sama sekali. Ekornya panjang dan berkaki empat dengan lima jari di setiap kakinya.
Secara umum, kata Sodik, satwa ini lebih menyerupai biawak. “Makanya, kami kira itu memang biawak. Satwa ini kami temukan sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, dia berada di antara bebatuan yang terendam air sungai sedalam 20 sentimeter,” ucapnya.


Habitat, persebaran dan perilaku

Biawak tak bertelinga dapat ditemukan di daerah dekat dengan sungai.Biawak tak bertelinga adalah hewan yang aktif pada malam hari atau disebut dengan nokturnal. Hewan ini termasuk dalam hewan semi-akuatik atau kadang-kadang hidup di air dan kadang-kadang juga di darat. Hewan ini sangat jarang muncul sehingga perilaku atau kebiasannya kurang bisa diamati. Biawak tak bertelinga termasuk hewan reptil yang berkembangbiak dengan cara bertelur.

Gambaran

Biawak tak bertelinga sebenarnya bukanlah golongan biawak tetapi hewan ini bentuknya mirip dengan biawak sehingga disebut biawak tak bertelinga. Ciri umum biawak tak bertelinga adalah tidak ada lipatan gular, hidung tumpul dan telinga eksternal. Selain ciri tersebut, biawak tak bertelinga juga memiliki kelopak mata transparan yang lebih rendah daripada hewan lain yang masih sebangsa dengannya.

Kulit pada seluruh tubuh biawak tak bertelinga dibenuhi dengan gerigi-gerigi seperti pada buaya.Gerigi ini tersusun secara teratur berbentuk garis mulai dari bagian kepala sampai pada ekor.  Warna kulit hewan ini adalah coklat tua pada bagian atas dan berwarna coklat agak muda pada bagian perutnya.

Biawak tak bertelinga memiliki ekor yang cukup panjang. Ekor hewan ini juuga terdapat gerigi seperti buaya. Hewan yang mirip biawak ini memiliki empat kaki yang terletak di depan dan belakang. Setiap kaki hewan ini terdapat lima jari kaki. Biawak tak bertelinga juga disebut dengan fosil hidup karena hewan ini ada sejak hewan lain yang sudah punah ada. Biawak tak bertelinga memiliki ukuran panjang antara 42 hingga 55 cm. Badan dan ekor biawak tanpa telinga berbentuk silinder. kaki hewan tersebut termasuk memiliki ukuran yang pendek dilengkapi dnegan kuku yang tajam. Berdasarkan ukuran tersebut, biawak tanpa telinga ini termasuk hewan berukuran sedang di kelasnya. Biawak tak bertelinga yang sudah dewasa, panjang 420 hingga 550 mm.


Keren ya .. gimana menurut kalian.. 

0 komentar:

Posting Komentar